Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Berkunjung ke sekolah MI Al-Gozaly desa Satiruk Kotawaringin Timur

Silakan klik link berikut untuk melihat perjalanan : Berkunjung ke Madrasah Ibtidaiyah Al-Gozaly desa Satiruk Kotawaringin Timur

Ini adalah hari kedua kami berada di Kabupaten Kotawaringin Timur, setelah hari sebelumnya kami mengunjungi Pondok Pesantren Sabilal Muhtadin, hari ini kami akan mengunjungi sekolah Madrasah Ibtidaiyah Al-Gozaly desa Satiruk.

Pagi sudah menjelang, tetapi matahari belum terbit, ketika kami mulai mempersiapkan diri untuk melanjutkan perjalanan hari ini. Menurut informasi, kami harus berkendara dari kota Sampit ke arah Samuda, untuk menyeberang melalui penyeberangan Palingkau di Samuda, menuju ke desa Satiruk.

Jam 4 pagi, harus mandi dengan air yang cukup dingin, tetapi tetap harus mandi karna segera berangkat ke tempat penyeberangan. menurut informasi semakin siang kita berangkat maka gelombang laut akan semakin tinggi. Audio mobil sayup terdengar lagu Kirana yang dibawakan oleh Dewa 19 mengantar perjalanan kami pagi hari menuju ke penyeberangan Palingkau Samuda. Cuaca pagi itu sangat berkabut, walaupun sudah jam 5 pagi, tetapi masih sangat gelap. Tidak terasa hampir satu jam berkendara melalui jalan yang kemarin kami lalui akhirnya sampai juga kami ke tempat penyeberangan. Mobil diparkir di rumah penduduk yang berada disekitar tempat penyeberangan dengan tarif sekitar 15 ribu Rupiah. Pengemudi kapal bermotor ternyata sudah standby menunggu kami untuk segera berangkat ke lokasi tujuan.

Perlu saya ceritakan sedikit mengenai perjalanan kami ke desa Satiruk ini. Perjalanan dari penyeberangan Palingkau Samuda ke desa Satiruk membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam perjalanan. Melewati sungai Mentaya yang lebar dan dalam, menuju ke arah muara yang hampir ke laut, sehingga pertemuan dengan gelombang dan angin kencang tidak bisa dihindari. Disarankan untuk teman-teman yang mau traveling ke tempat ini harus menggunakan pelampung badan. Lokasi desa Satiruk terkenal ada pantai yang indah, tetapi kami tidak bisa berlabuh dikarenakan Gelombang besar. Desa Satiruk ini menurut penduduk terbagi menjadi 2 bagian, ada Satiruk besar dan ada Satiruk kecil, dengan beberapa dusun lagi yang berjauhan. Akses jalan ada melewati darat tapi keadaan jalan sangat sulit dilalui, sehingga jalur sungai ke arah muara yang paling sering digunakan oleh masyarakat, termasuk perjalanan kami kali ini. Di desa Satiruk besar memang yang saya liat ada tiang listrik, tetapi ketika memasuki area Satiruk kecil sudah tidak ada akses listrik, sinyal hp pun sangat sulit. Disepanjang kanan kiri sungai ketika sudah memasuki area desa tampak banyak pohon kelapa yang memang menjadi mata pencaharian utama masyarakat di tempat ini.

Kepala Sekolah Al-Gozaly tergopoh-gopoh menghampiri perahu motor kami, ketika kami sampai ke lokasi sekolah, tampaknya ada kesalahan teknis yang terjadi, tetapi entahlah itu urusan tim yang akan melakukan akreditasi,saya tidak terlalu mempedulikannya. Secara cepat saya melakukan analisis mengenai sekolah ini, kesadaran saya rasanya mulai tersentak melihat kenyataan yang ada. Kalau bisa memilih kata, mungkin ini masih beberapa tingkat ke bawah kata "sederhana". Dinding kelas terbuat dari kayu yang jarang-jarang dan tampaknya seadanya, di dalam ruang kelas cukup gelap, menurut kepala sekolah jumlah siswa sekitar 30-an orang.

potret dunia pendidikan di Indonesia

sekolah dengan dinding kayu seadanya



Tampaknya memang tidak ada pilihan untuk masyarakat ditempat ini, mereka sudah sangat bersyukur terdapat sekolah untuk mendidik putra putri mereka, baca tulis berhitung. Karena akses mereka sangat sulit terutama ke daerah daratan besar. Semoga Pemerintah dan pemangku kebijakan bisa memberikan solusi agar putra-putri bangsa di tempat ini, paling tidak bisa merasakan akses ke pendidikan yang lebih baik. Pemerataan pendidikan masih menjadi problem yang harus diselesaikan di Indonesia.

tampak orang tua di desa ini sedang menemani anaknya sekolah


salah satu guru yang sedang mengajar






belajar untuk mendapat bekal ilmu

anak-anak yang ceria dan semangat belajar

Istri tercinta sedang foto dokumentasi

anak-anak sedang belajar mengeja huruf


Tetaplah belajar yang giat anak-anak bangsaku, mengejar asa mencapai cita, walaupun gelombang tinggi menghadang, tak surut niat menimba ilmu.

Satiruk Kecil


Agustus 2022






Posting Komentar untuk "Berkunjung ke sekolah MI Al-Gozaly desa Satiruk Kotawaringin Timur"